Selasa, 07 Agustus 2012

Kelompok Berisiko Tinggi : Teenage / Remaja

-->
A.    Pendahuluan
Seksualitas dan kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan terbebas dari kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan seksual.
Masa remaja adalah masa transisi antara kanak-kanak dengan dewasa dan realtif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan. Banyak sekali life events yang akan terjadi tidak saja akan menentukan kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya sehingga menempatkan masa ini sebagai masa kritis.
Populasi berisiko tinggi maksudnya adalah kelompok populasi tertentu yang mempunyai risiko lebih tinggi untuk terpapar dan menderita dari kelompok lainnya. Dalam IMS (Infeksi Menular Seksual) yang dimaksud dengan perilaku risiko tinggi ialah perilaku yang menyebabkan seseorang mempunyai risiko besar terserang penyakit.  Yang tergolong kelompok risiko tinggi adalah normoseksual, homoseksual, biseksual, Streeth Youth / Anak Jalanan, pekerja seks komersial, tourism, sopir jarak jauh, pemakai napza, pegawai bank, narapidana dan teenage
-->
B.    Remaja sebagai Kelompok Beresiko Tinggi
Banyak remaja yang menunjukkan perilaku positif diberbagai bidang baik keilmuan, organisasi maupun bidang-bidang lainnya. Namun, tak sedikit pula remaja yang memperlihatkan sisi negative dari perilakunya sehari-hari. Contohnya saja banyak anak SMA tawuran, merokok, dan tidak sedikit yang merokok itu adalah remaja yang masih bersekolah di tingkat menengah pertama (SMP) dimana umurnya antara 12 – 14 tahun. Selain itu, pada zaman sekarang peredaran narkoba dikalangan remaja baik SMA maupun SMP semakin meluas. Bahkan sampai perilaku seksual bebas yang berakibat terjadinya kehamilan yang tak diinginkan, adanya tindakan aborsi, serta resiko terkena penyakit HIV/ AIDS atau penyakit menular seksual lainnya juga merupakan salah satu sisi negative remaja saat ini.
Remaja digolongkan sebagai kelompok beresiko tinggi akibat perilaku seksual bebas yang yang berakibat rawan terhadap bahaya penularan penyakit khususnya penyakit menular seksual (PMS). Masa remaja ditandai dengan perubahan-perubahan fisik, psikis maupun social yang sifatnya individual. Perubahan tersebut akan berjalan demikian pesatnya seiring dengan perubahan emosi, pola pikir, sikap dan perilaku serta timbulnya minat remaja terhadap seks ditandai mulai tertarik kepada lawan jenis masing-masing. Begitupula dengan keingintahuan mereka tentang seks yang mulai besar akibat dari pengaruh lingkungan sosialnya. Pengaruh lingkungan social tersebut bisa dari teman sebaya, maupun media massa.
Menurut Freud,  saat pubertas tubuh berubah sangat pesat.  Ciri-ciri seksual primer dan sekunder mulai muncul.  Dorongan libidinal akan meningkat dengan pesat.  Dorongan libidinal tidak lagi dapat ditekan dengan mudah seprti saat masa latent,  sehingga potensial menimbulkan berbagai gejolak dan konflik (Arif,  2006).  
Besarnya keingintahuan remaja terhadap seks tersebut mendorong mereka untuk mencari tahu di semua tempat. Terutama internet yang semakin mudah diakses. Sumber-sumber lain yang dapat diakses seperti buku-buku, film porno, maupun informasi dari teman. Namun, keingintahuan yang besar itu tidak di imbangi dengan pendidikan seksual dari guru maupun orang tua yang mengakibatkan tidak jarang remaja melangkah pada tahap percobaan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku seksual remaja mempunyai korelasi dengan sikap remaja terhadap seksualitas, penelitian lain tentang perilaku seksual remaja di empat kota menunjukkan bahwa 3,6% (Medan), 8,5% (Yogyakarta), 3,4 (Surabaya), dan 31,1% (Kupang) remaja telah terlibat hubungan seks secara aktif. Juga dari sumber yang sama diperoleh hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Pusat Penelitian Kependudukan UGM menemukan bahwa 33,5% dari responden laki-laki di kota Bali pernah berhubungan seks, sedang di desa 23,6% serta Yogyakarta kota 15,5% dan di desa sebanyak 0,5% .
Aktivitas seksual selama masa remaja ( di dalam atau di luar pernikahan) menempatkan remaja dalam risiko untuk terlibat masalah seksual dan kesehatan reproduksi,  seperti kehamilan dini,  aborsi yang tidak aman,  IMS termasuk HIV,  dan kekerasan seksual (WHO,  2006).
Berdasarkan fenomena di atas maka berbagai problem kesehatan maupun sosial yang berdampak bagi remaja maupun bagi lingkungannya akibat dari perilaku seksualnya. Hal ini dapat dilihat adanya kasus-kasus kehamilan yang tidak diinginkan akibat hubungan seksual di luar nikah semakin meningkat dari tahun ketahun dan bahkan berlanjut sampai pada pengguguran kandungan (abortus). Dampak yang lain dari perilaku sekual remaja dapat terlihat kasus HIV/ AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Februari 1997 di Indonesia terdapat 124 kasus terinfeksi AIDS dan 393 kasus positif HIV, jumlah ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan diantaranya mengenai kelompok remaja usia 15-19 tahun dengan 3 kasus terinfeksi AIDS dan 23 kasus positif HIV. Selain HIV/AIDS, beberapa penyakit yang dapat menular melalui seksual adalah Gonore (Kencing Nanah), Herpes Genital, Klamidia.
Kehamilan pada remaja sering berakhir dengan aborsi, karena memang bayi yang dikandung itu tak diinginkan kehadirannya. Komplikasi aborsi berupa robeknya rahim dan kelainan pada pembekuan darah, dimungkinkan terjadi saat remaja putri mendapatkannya tidak aman karena sarana pelayanannya ilegal. Komplikasi yang muncul bukan saja dialami ibu muda, juga menimpa janin atau bayinya, sehingga meningkatkan angka penderita maupun kematian pada keduanya.
Pengetahuan remaja mengenai IMS (Infeksi Menular Seksual) masih mengkhawatirkan.  Banyak remaja yang merasa bahwa dirinya tidak akan pernah terinfeksi HIV/AIDS karena pertahanan tubuhnya cukup kuat. Dari sebuah penelitian di Jawa Timur,  pengetahuan remaja tentang IMS termasuk HIV/AIDS tergolong masih rendah,  baru mencapai 50 %.
Remaja indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka . Remaja yang dahulu terjaga secara kuat oleh sistem keluarga, adat budaya serta nilai-nilai tradisional yang ada, telah mengalami pengikisan yang disebabkan oleh urbanisasi dan industrialisasi yang cepat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger