Melakukan perilaku seks berisiko tidak hanya berbahaya bagi diri
sendiri, tapi juga untuk pasangan karena dapat menularkan penyakit
seperti HIV/AIDS. Diperkirakan ada 6-8 juta penduduk Indonesia yang
berperilaku seks berisiko.
"Pada saat ini diperkirakan ada 6-8
juta orang Indonesia yang berperilaku berisiko, artinya mengunjungi
tempat pelacuran, suami istri melakukan hubungan seks tapi salah satunya
sudah terinfeksi, itu tentu juga seks berisiko," ujar Menkes dr Nafsiah
Mboi, SpA, MPH dalam acara Indonesia Berkomitmen 'Getting to Zero on
HIV/AIDS' di Gedung Kemenkes, Jakarta, Selasa (23/10/2012).
Menkes
menuturkan tapi karena istilah kondom itu sensitif seperti halnya
kondomisasi, maka Menkes mengakui bahwa sampai saat ini dirinya masih
mendapatkan tantangan yang cukup besar.
Walaupun terus menerus
sudah dijelaskan bahwa anjuran penggunaan kondom ini dilakukan di hilir.
Serta penggunaan kondom merupakan salah satu indikator dalam goal 6 di
MDGs (Millenium Development Goals) yang mana penggunaan kondom pada
setiap seks berisiko.
"Sangkanya kalau kita ngomong kondom
berarti artinya silahkan seks bebas asal pakai kondom, tidak benar.
Pakailah kondom bila bisa diperkirakan pasangan seksmu itu sudah ada
penyakit," ujar Menkes.
Saat ini risiko penularan AIDS di
Indonesia yang paling banyak di heteroseksual melalui hubungan seks
yaitu 71 persen, melalui narkoba suntik sebanyak 18,7 persen, dan
kemudian lelaki seks lelaki sebanyak 3,9 persen.
Sementara itu
Executive Director UNAIDS Michel Sidibe menuturkan ada 3 hal yang bisa
dilakukan untuk menurunkan angka infeksi baru yaitu melalui pencegahan
dengan merangkul orang-orang yang rentan, proses test yang dipermudah
melalui air liur dan tes CD4 serta tidak lagi ada diskriminasi sehingga
memudahkan akses.
"Perlu juga membicarakan tentang pendidikan
seks untuk remaja putri sejak dini agar bisa melindungi dirinya
sendiri," ujar Sidibe.
Sementara itu Menkes menuturkan jika
istilah terhadap pendidikan seks memang sensitif, ada beberapa istilah
yang bisa dipakai seperti pendidikan kesehatan reproduksi, pendidikan
seksualitas, dan ada juga yang menyebut keterampilan hidup.
"Bagaimana
kita hidup berdampingan laki-laki dengan perempuan saling menghormati,
saling respect, saling peduli tetapi tidak terbawa oleh birahi
tersebut," ujar Menkes.
Sumber: DetikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar