Mendengar pernyataan dalam judul diatas sungguh miris,
permasalahan remaja yang kerap melakukan seks bebas mungkin bukan hal yang
asing lagi, namun melihat bahwa 60% melakukan di rumah sendiri tentu menjadikan
permasalahan seks bebas ini sangat memerlukan perhatian lebih.
Permasalahan
pada remaja di Indonesia sudah makin memprihatinkan. Karena kurangnya pengetahuan reproduksi dan seksual yang benar, membuat banyak remaja
sudah aktif melakukan hubungan seksual pranikah. Bahkan, 60 persen diantaranya
dilakukan di rumah sendiri.
Berdasarkan hasil Survei Komnas
Perlindungan Anak di 33 provinsi tahun 2008 tentang remaja SMP dan SMA, yang
pernah menonton film porno mencapai 97 persen.
Remaja SMP dan SMA yang pernah
berciuman, masturbasi dan oral seks mencapai 93,7 persen, remaja SMP tidak perawan 62,7 persen dan remaja yang
pernah aborsi mencapai 21,2 persen.
Bahkan, data PKBI (Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia) tahun 2006 menunjukkan remaja yang mengaku pernah
melakukan hubungan seks pranikah adalah remaja usia 13 hingga 18 tahun. 60
persen diantaranya mengaku tidak menggunakan alat kontrasepsi dan mengaku
melakukannya di rumah sendiri.
“Seksual aktif di kalangan remaja
adalah realitas yang tidak bisa dipungkiri. Tingginya remaja yang melakukan seks pranikah di rumah karena
orangtua merasa aman kalau membiarkan anaknya ada di rumah sendiri, sehingga
tidak terlalu diawasi. Padahal, remaja paling banyak melakukannya di rumah,”
ujar Dr Sudibyo Alimoeso, MA, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan
Keluarga BKKBN, dalam acara temu media di Gedung BKKBN Pusat, Jakarta, Rabu
(22/2/2012).
Menurut Dr Sudibyo, kebanyakan
remaja awalnya melakukan hubungan seks pranikah hanya karena coba-coba dan
penasaran. Ini terjadi karena kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan
seksual yang dimiliki remaja.
Selain itu, kurangnya pengawasan
orangtua di rumah juga seringkali membuat remaja merasa nyaman dan aman untuk
melakukan hubungan seks pranikah.
“Ini juga karena pengetahuan
orangtua yang tidak cukup untuk berkomunikasi tentang seksualitas dengan anak.
Anak seharusnya mendapatkan informasi yang tepat dari orangtua agar dia tidak
mendapatkan informasi yang salah dari luar, karena menurut survei kebanyakan
remaja dapat informasi tentang seks dari temannya,” jelas Dr Sudibyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar