Informasi
berikut yang kami kutip dari website Liputan6.com merupakan suatu topic yang
sering menjadi pro kontra. Kami pun sempat memperdebatkan hal tersebut, pada
saat pelatihan mengenai TRIAD KRR ( Seksualitas, Napza dan HIV-AIDS)
diangkatlah satu topic yaitu tentang perlunya pengetahuan tentang Kesehatan
Reproduksi pada anak sekolah. Pro Kontra pun terjadi, salah satu pihak
mengatakan hal tersebut penting agar anak usia sekolah mengetahui informasi
yang benar tentang kesehatan reproduksi, namun pihak lain menyatakan bahwa
terlalu dini untuk membiarkan anak sekolah tahu tentang kesehatan reproduksi.
Nah, dalam berita dibawah mari kita simak bagaimana tanggapan dari pihak
terkait.
Liputan6.com, Jakarta : Minimnya pengetahuan reproduksi di
kalangan remaja membuat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) mengusulkan adanya kurikulum kesehatan reproduksi mulai dari Sekolah
Dasar sampai Perguruan Tinggi. Namun sampai saat ini usul tersebut belum bisa
diwujudkan.
"Kami sudah berusaha, namun belum ada respons positif dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan untuk memasukan pendidikan kesehatan reproduksi bagi
remaja ke dalam kurikulum pendidikan," kata Deputi Bidang Keluarga
Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Dr. Sudibyo Alomoeso, MA, ditulis
Jumat (22/11/2013).
Walaupun usulan tersebut belum berhasil, Sudibyo mengatakan BKKBN terus
berupaya membawa remaja ke dalam kegiatan yang berdampak positif. "Selain
mengajak mereka aktif di kegiatan positif, kami (BKKBN) melakukan pendekatan ke
sekolah-sekolah. Kami harap guru bimbingan konseling dapat menginformasikan
tentang kesehatan reproduksi kepada remaja," katanya.
Sudibyo menambahkan pendidikan reproduksi ini sangat penting, agar seluruh
remaja di Indonesia bisa mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi sejak
dini. Selain itu tujuan lainnya yaitu mengurangi kasus aborsi dan seks pranikah
di kalangan remaja.
"Minimnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja bisa
berpengaruh pada perilaku seks remaja pranikah. Akhir-akhir ini perilaku remaja
mengindikasi ke arah perbuatan berisiko seperti aborsi dan seks pranikah,"
ungkapnya.
Sudibyo berharap para remaja lebih menyadari pentingnya mengelola aset
pribadinya mulai dari menjaga diri sendiri, pergaulan, pendidikan dan masa
depannya. "Kaum muda penerus bangsa ini harus dapat merencanakan hidupnya
ke depan demi mencapai suatu yang terbaik bagi dirinya sendiri, keluarga,
masyarakat dan Negara," kata Sudibyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar