Mendengar bahwa NAPZA seringkali
digunakan oleh atlit bukanlah hal yang baru. Pada dasarnya NAPZA merupakan
obat-obatan yang digunakan dalam dunia medis, namun dalam dosis yang tepat
sehingga tidak membahayakan. Hanya saja kenakalan warga yang menggunakan
obat-obatan tersebut dengan alasan tidak jelas dan dalam dosis yang berlebihan
sehingga disebutlah Penyalahgunaan NAPZA. Untuk informasi yang diperoleh dari
BKKBN ini patut disimak baik-baik. Teman-teman dari PIK HEART UNHAS dalam
rangka memperingati Hari AIDS Sedunia telah melakukan Penyuluhan HIV-AIDS di
beberapa SMP di Kota Makassar pada November 2013. Hal yang mengejutkan ialah
kami menemukan beberapa remaja SMP yang sangat fasih dalam menyebutkan berbagai
jenis NAPZA, salah satunya Dextro.
JAKARTA, bkkbn online
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik 130 izin dari 52 produsen
atas peredaran obat dextromethorphan (dextro) sediaan tunggal dari pasar.
Penarikan izin telah ditetapkan Kepala BPOM per 24 Juli 2013. Para produsen
harus sudah menghentikan produksi dan penjualanya per 30 Juni 2014.
“Tujuan penarikan izin ini agar obat dextro tunggal tidak
dapat dibeli dengan mudah oleh masyarakat. Selama ini ditemukan 38.663 pelajar
dan mahasiswa di Jawa Barat, 9 persen di antaranya mengaku mengonsumsi obat
dekstrometorfan (dextro). Bukan untuk mengobati batuk sebagaimana seharusnya,
obat itu malah disalahgunakan untuk “fly”,” kata Deputi Bidang Pengawasan
Produk Terapik dan NAPZA, BPOM, Dra Antonia Retno Tyas Utami, Apt di kantor
BPOM Jakarta, Selasa (1/10).
Ribuan remaja Indonesia yang mengkonsumsi dextro tunggal ini akan terkena
dampak negatif seperti kerusakan syaraf pusat di otak, sampai berisiko
kematian. Dextro mudah dijangkau karena harganya relative murah yaitu sekitar
Rp1.500 per 10 tablet. Hasil pemantauan BPOM permintaan dextra sangat tinggi.
“Ini bahanya jika dibiarkan,” ujar Retno.
Dextro biasa digunakan sebagai obat batuk. Dalam waktu 30 menit setelah
diminum, zat kimia ini sudah melebur dalam darah dan bekerja pada susunan saraf
pusat. Dextro akan menimbulkan kerusakan permanen pada susunan saraf pusat
manusia. Kerusakan tersebut berakibat pada pelemahan koordinasi mental dan
motorik yang disertai dengan kecanduan.
Pada orang yang sedang sakit batuk, dextro menekan syaraf yang menstimulasi
batuk dan dalam waktu kurang dari satu jam, batuk yang diderita seseorang dapat
reda. “Tetapi bisa begitu jika dextro dikonsumsi pada saat yang tepat dan
dalam dosis yang tepat pula. Idealnya, untuk mengobati batuk hanya dibutuhkan
dextro sebanyak 10 mg. Itu pun harus dikombinasikan dengan zat kimia lain agar dampak
negatif dextro dapat diredam zat lain tersebut, misalnya paracetamol dan
CTM," kata Retno.
Dosis yang tepat untuk sediaan tablet adalah 1 tablet 3 kali sehari untuk
dewasa, dan 1/2 tablet 3 kali sehari untuk anak-anak. Adapun untuk sediaan
sirup adalah 5 ml 3 kali sehari untuk dewasa dan 2,5 ml 3 kali sehari untuk
anak-anak.(kkb2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar